Dinsos Polman Lakukan Assessment, Secercah Harapan Untuk Ibu Hasna dan Keluarga

SANDEQ.CO.ID, Polman – Hidup dalam keterbatasan tidak membuat Hasna (41) menyerah. Warga Lingkungan Taroe, Kelurahan Batupanga, Kecamatan Luyo, Kabupaten Polewali Mandar ini berjuang keras untuk menghidupi anak-anaknya seorang diri setelah ditinggal oleh suaminya.

Perjalanan Hidup Penuh Cobaan

Sebelum menetap di Polman, Hasna tinggal di Dusun Tawaro, Desa Bonda, Kecamatan Papalang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Ia menumpang di rumah orang tuanya karena tidak memiliki rumah sendiri. Nasib tragis menimpanya ketika suami pertamanya, Sulanto (54), memilih pergi dan menikah lagi tanpa memberi kabar atau bantuan kepada keluarganya.

Untuk bertahan hidup, Hasna bekerja serabutan, termasuk mencari kerang di laut. Dalam kondisi ekonomi yang sulit, ia harus menanggung beban sebagai kepala keluarga demi anak-anaknya.

Tak lama setelah kepergian Sulanto, Hasna menikah lagi dengan seorang pria bernama Rudi. Dari pernikahan ini, ia dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Andi Putra (4). Namun, pernikahan keduanya pun tidak berjalan mulus. Rudi kerap mabuk-mabukan dan merusak barang-barang di rumah, sehingga pernikahan itu pun berakhir.

Kondisi Kehidupan Saat Ini

Hasna bersama ketujuh anaknya kini tinggal di rumah bantuan swadaya masyarakat yang berukuran 4×7 meter. Rumah tersebut berdinding papan, beratapkan rumbia, dan beralaskan tanah. Parahnya, tanah tempat rumah itu berdiri bukan miliknya, melainkan milik seorang warga bernama Pak Ibrahim.

Anak-anaknya juga mengalami nasib serupa. Putus sekolah menjadi bagian dari perjalanan hidup mereka karena kondisi ekonomi yang sulit. Hanya dua anaknya yang masih bisa melanjutkan pendidikan, yaitu Sofia Lestari (11) dan Kurnia Sari (9), yang duduk di kelas 2 SD. Sedangkan yang lainnya, Hasran (21), Andi Setiawan (17), Putri Widia Astuti (15), dan Dewi Lestari (13) sudah tidak bersekolah.

Meskipun menghadapi berbagai kesulitan, Hasna tetap bertahan. Ia mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), yang baru-baru ini diterimanya sebesar Rp.300.000 sebelum Ramadan dan Rp.1.030.000 sekitar dua minggu lalu. Bantuan ini sedikit meringankan beban hidupnya.

Kabar baik datang ketika Bupati Polewali Mandar mengunjungi rumahnya untuk melihat langsung kondisi kehidupannya. Dalam kunjungan tersebut, Bupati memberikan bantuan sembako dan berjanji akan mencarikan lokasi tempat tinggal agar Hasna tidak lagi menumpang di tanah milik orang lain.

“Alhamdulillah, bapak Bupati telah mengunjungi ibu Hasna dan memberikan bantuan berupa sembako. selain itu, ada beberapa hal yang intruksikan oleh bapak Bupati terkait hal – hal yang dibutuhkan oleh ibu hasna dan keluarga sgera dibantu dan dipenuhi.” Terang Kepala Dinas Sosial, H. Azwar jasin saat dikonfirmasi via WhatsApp, Senin, 24 Maret 2025.

Lebih lanjut, Azwar menjelaskan bahwa pihaknya telah mengusulkan ketujuh anak Hasna masuk dalam Program YAPI Kemensos agar mendapat bantuan uang 200 ribu/ anak.

“Kami juga sudah mengusulkan 7 anak ibu hasna untuk masuk dalam Program YAPI Kemensos agar mendapat bantuan uang 200 ribu/ anak.” lanjutnya.

Di tempat terpisah, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas sosial, Andi Sumarni,S.Sos,MM menyampaikan bahwa setelah pihaknya melakukan assesment ada beberapa langkah telah direncanakan oleh pemerintah dan komunitas sosial untuk membantu Hasna, di antaranya :

  1. Memfasilitasi penerbitan dokumen kependudukan, seperti Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
  2. Penerbitan Kartu Identitas Anak (KIA) bagi anak-anaknya.
  3. Penerbitan akta kelahiran untuk ketujuh anaknya.
  4. Mengusulkan bantuan sembako melalui APBD 2025 melalui Dinas Sosial Kabupaten.
  5. Mendaftarkan data Hasna ke dalam aplikasi DTKS/DTSEN agar mendapatkan bantuan sosial berkelanjutan.

“Setelah kami lakukan assesment, insyaaAllah kita akan menfasilitasi kebutuhan ibu hasna. yang terpenting yang dilakukan terlebih dahulu adalah memindahkan dokumen kependudukan Ibu hasna sekeluarga dari Kabupaten Mamuju dipindahkan ke Polman lalu kami akan mendaftarkan data Hasna ke dalam aplikasi DTKS/DTSEN agar mendapatkan bantuan sosial berkelanjutan.”terang wanita yang akrab disapa disapa Bu Andi ini.

Selain itu, komunitas sosial seperti Sedekah Jumat Sulbar (SJS) dan Sibaliparri Kabupaten Polman juga turut memberikan bantuan berupa donasi uang tunai, seragam sekolah, dan peralatan sekolah bagi anak-anaknya.

Perjuangan Hasna menjadi bukti keteguhan seorang ibu dalam menghadapi kehidupan yang penuh cobaan. Dengan adanya perhatian dari pemerintah dan komunitas sosial, diharapkan kehidupan Hasna dan anak-anaknya bisa lebih baik di masa depan. Bantuan yang diberikan bukan hanya sekadar meringankan beban, tetapi juga menjadi harapan baru bagi mereka untuk keluar dari jerat kemiskinan.

Saat ini, Dinas Sosial Kabupaten Polewali Mandar gencar melakukan Program Pelayanan Sosial Keliling yang disingkat PSK. Dengan program PSK ini, layanan sosial untuk masyarakat Polewali Mandar dapat terpenuhi secara cepat dan tepat. (*)

Sumber Data : Dinsos Polman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *