SELAMAT DESA LAPEO…! 50 Besar ADWI 2024

DR. Aco Musaddad HM. Kadis Kominfo SP & Plt. Kadis Pemuda Olahraga dan Pariwisata Polewali Mandar

Polman, SANDEQ.CO.ID – Desa Wisata Lapeo memiliki dua obyek wisata unggulan yaitu Wisata Bahari (Baqba Toa Beach) dan Wisata Religi (Masjid dan Makam KH. Muh. Thahir Imam Lapeo). Desa ini juga memiliki Ekowisata konservasi mangrove, penyu, pengolahan sampah.

Desa Wisata Lapeo yang berjulukan Desa Paindo memiliki berbagai atraksi liburan yang dikemas dalam paket wisata seperti camping, snorkeling, sport tourism dan masih banyak lagi. Selain itu, pengelola obyek wisata Desa Lapeo sering menampilkan atraksi seni dan budaya, kuliner khas Mandar yang dikemas dalam bentuk festival. Tentunya ini merupakan peluang untuk memajukan desa melalui sektor pariwisata yang akan membuka peluang kerja baru dan memberikan efek peningkatan ekonomi pada masyarakat.

Desa Lapeo yang berada di Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar sontak menjadi viral setelah diumumkan masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 dari ribuan desa wisata yang mendaftar ADWI.

Menurut keterangan Kepala Desa Lapeo Noor Irwandi Yusuf SH, Desa Lapeo 3 tahun berturut-turut didaftarkan masuk ADWI, pada tahun 2022 masuk 500 besar, tahun 2023 masuk 300 besar dan pada tahun 2024 langsung masuk 50 besar dari 6.016 desa yang mendaftar. Tentunya hal tersebut patut diberikan apresiasi.

“Desa Lapeo 3 tahun berturut-turut didaftarkan masuk ADWI, pada tahun 2022 masuk 500 besar, tahun 2023 masuk 300 besar dan pada tahun 2024 langsung masuk 50 besar dari 6.016 desa yang mendaftar.” Kata Noor Irwandi. 

ADWI merupakan ajang pemberian penghargaan kepada desa-desa wisata yang tentunya memiliki prestasi dan kriteria-kriteria penilaian dari Kemenparekraf/ Baparekraf. Tujuan dari event ini adalah untuk menjadikan Desa Wisata Indonesia sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia dan berdaya saing tinggi.

ADWI dimulai pada tahun 2021 terdapat 1.831 desa wisata yang mendaftar, pada tahun 2022 jumlah desa wisata yang mendaftar meningkat menjadi 3.419. Dan terus meningkat menjadi 4.573 pada tahun 4.573.

ADWI 2024 mengusung tema “Desa Wisata Menuju Pariwisata Hijau Berkelas Dunia” yaitu Pariwisata hijau bukan hanya tentang lingkungan, tapi juga pariwisata yang berkelanjutan, yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga meminimalkan dampak negatif, menjaga dan melestarikan lingkungan dan budaya lokal.

Program ADWI yang diluncurkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno adalah program untuk memberikan apresiasi kepada para penggerak seluruh lini sektor pariwisata dalam membangun desa, transformasi sosial, budaya dan ekonomi desa.

Lalu apa syarat mendaftar Desa Wisata ?Ada 3 syaratnya :

  • Pertama, Lokasi desa berada di wilayah RI.
  • Kedua, Peserta wajib menjadi bagian dari keanggotaan di JADESTA.
  • ketiga, peserta pendaftar diwakili oleh pengelola desa dan didampingi langsung oleh Dinas Pariwisata Daerah. Peserta wajib melampirkan surat keterangan.

Dewan juri ADWI 2024, Madeine Sophie mengatakan penilaian ADWI 5 (lima) kriteria yaitu, potensi wisata, amenitas, digital, kelembagaan, sumber daya manusia serta resiliensi.

Terpilihnya Desa Lapeo masuk 50 besar ADWI karena mampu memenuhi 5 kriteria penilaian tersebut yaitu,

  • PERTAMA : Potensi wisata atau daya tarik wisata, diantaranya Baqba Toa Beach yang menyajikan pemandangan pantai yang sangat indah. Obyek wisata ini memiliki event tahunan “Lapeo Beach Festival” dan beberapa festival lainnya, dapat menikmati sport tourism seperti volley pantai, lomba perahu tradisional, snorkeling, mancing, touring menggunakan perahu nelayan.
    Desa Lapeo selain memiliki obyek wisata Baqba Toa Beach, juga memiliki obyek wisata religi Masjid Nuruttaubah Lapeo dan makam KH. Muhammad Tahir atau lebih dikenal dengan Imam Lapeo, obyek wisata ini dikunjungi sekitar 300-500 peziarah setiap harinya, tentunya diharapkan dapat memberikan efek ekonomi kepada masyarakat sekitarnya dengan menjual souvernir khas mesjid Lapeo dan Imam Lapeo.
  • Kedua : Amenitas, peningkatan standar kualitas amenitas pariwisata dengan standar CHSE. Standar pelayanan dan fasilitas pendukung di desa wisata Lapeo diantaranya toilet, parkiran, gazebo, homestay, toko souvernir, toko retail modern, angkutan umum, toko kuliner, camping ground dan layanan lainnya.
  • Ketiga : Akselerasi transformasi digital merupakan kategori ketiga dalam penilian ADWI 2024, Baqba Toa Beach telah memberlakukan transaksi dengan menggunakan e- QRIS untuk transaksi non tunai, pemasaran paket wisata melalui market place. Selain hal tersebut, ada beberapa kreativitas yang dikembangkan diantaranya pemanfaatan media sosial dalam membuat konten promosi wisata, membuat event-event, sayyang pattuqduq, haul Imam Lapeo.
  • KEEMPAT : Kelembagaan dan SDM. Pemberdayaan SDM di desa wisata untuk meningkatkan lapangan kerja, dampak ekonomi serta mendukung kesetaraan gender dalam pelibatan SDM di desa wisata. Desa Wisata Lapeo memiliki dua obyek wisata unggulan yaitu  Obyek Wisata Religi Masjid Nuruttaubah Imam Lapeo yang ketuanya adalah Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) yang diketuai oleh cicit KH. Muh Thahir Imam Lapeo. Kemudian obyek wisata bahari yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Pintu Surgawi dan pengelola objek wisata sering diikutkan pelatihan pengembangan obyek wisata.
  • KELIMA : Resiliensi, pengelolaan desa wisata yang berkelanjutan dengan memperhatikan isu lingkungan serta memiliki manajemen resiko.
    Desa Wisata Lapeo memiliki Bank Sampah yang dikelolah oleh BUMDES melalui Unit Pengelolaan Sampah. Sampah yang dikelola berasal dari masyarakat Lapeo yang ditampung kemudian disortir dengan mempekerjakan masyarakat sekitar, sampah tersebut kemudian diolah menjadi handycraft, lalu dipasarkan.

Selain hal tersebut diatas, Desa Wisata Lapeo memiliki Produk Ekonomi Kreatif yaitu :

  • KRIYA, diantaranya Kerajinan bambu, piring lidi kelapa, sangkar, baju kaos, barung-barung (tempat duduk dari bambu) dan kerajinan lainnya.
  • KULINER, loka sattai, lameayu to’ja, sokkol, pupu’ , gogos kambu, bau piapi, ule-ule tarreang dan lain-lain.
  • FASHION, Sarung tenun Sutra Mandar/lupa’ sa’be.
    Batik Mandar Expedition.

Kelima kategori penilaian ADWI di atas mampu dipresentasikan oleh Kepala Desa Lapeo Noor Irwandi Yusuf dan Ketua POKDARWIS Pintu Surgawi Wahyudi dihadapan dewan juri ADWI 2024 yaitu Madeleine Sophie Ketua Bidang Humas Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO), Vindex Tengker Chep ACP (Association Culinary Profesional) Indonesia dan disaksikan oleh Ibu Titik Lestari Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI, Pj. Bupati Polewali Mandar, Muhammad Ilham Borahima, dan beberapa pejabat Pemprov Sulawesi Barat, Asisten 2 Setda Provinsi Sulawesi Barat mewakili Pj. Gubernur, Kadis Pariwisata, Kadis PMD, Kadis Kominfo SP dan beberapa kepala OPD dari Polewali Mandar.

Terdapat beberapa catatan dari Dewan Juri diantaranya dari Chep Vindex “Kuliner Mandar “Pupu”, Bau Piapi memiliki cita rasa yang sangat khas dan enak rasanya, sebaiknya ini kita promosikan ke luar daerah sehingga dapat dinikmati bukan saja orang Mandar. Selain itu, Desa Lapeo juga memiliki tempat pembuatan perahu tradisional Mandar, sebaiknya dibuatkan tempat khusus untuk pembuatan perahu tersebut, sehingga dapat menjadi wisata edukasi.

Demikian pula saran dari Madeleine sebaiknya dibuatkan paket wisata yang mengintegrasikan beberapa obyek wisata di sekitar Lapeo dan beliau akan membantu untuk mempromosikan.

Pj. Bupati Polewali Mandar, Muhammad Ilham Borahima mengucapkan selamat kepada Desa Lapeo atas prestasinya menjadi 50 besar dal ajang ADWI 2024. Ini merupakan prestasi yang sangat luar biasa dan patut menjadi contoh untuk desa – desa yang lain dan bisa memicu meningkatnya perekonomian masyarakat.

“Selamat kepada Desa Lapeo atas prestasinya menjadi 50 besar dal ajang ADWI 2024. Ini merupakan prestasi yang sangat luar biasa dan patut menjadi contoh untuk desa – desa yang lain dan bisa memicu meningkatnya perekonomian masyarakat.” Kata Ilham Borahima. 

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Polewali Mandar akan terus mendukung pengembangan Desa Wisata Lapeo melalui pentahelix dalam pariwisata yaitu mengkolaborasikan lima unsur, yaitu Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah dan Media.

Keterlibatan pentahelix tersebut akan dapat menjadikan Desa Wisata Lapeo :

  • Pertama, Meningkatnya kualitas Desa Wisata ke tingkat nasional dan dunia.
  • Kedua, Terpromosikannya Desa Wisata ke seluruh dunia.
  • Ketiga, Menginspirasi Desa Wisata lainnya untuk berkembang.
  • Keempat, Mendorong pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
  • Kelima, Memberikan dampak positif terhadap perekonomian desa.
  • Keenam, Melestarikan lingkungan.

Desa Wisata Lapeo diharapkan dapat menjadi Desa Inspiratif bagi 144 desa di Polman khususnya dan di Sulawesi Barat pada umumnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *