Polman, SANDEQ.CO.ID – Desa Wisata Lapeo, yang terletak di Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar, dengan bangga diumumkan sebagai salah satu dari 50 besar Desa Wisata dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024, Kamis, 3 Oktober 2024. Tim juri dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI melakukan kunjungan lapangan ke Desa Lapeo untuk melakukan penilaian lebih lanjut.
Kehadiran tim juri yang dipimpin oleh Madeleine Sophie, Ketua Bidang Humas Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO), dan Vindex Tengker, Chef dari ACP (Association Culinary Professional) Indonesia, disambut hangat oleh Penjabat Bupati Polewali Mandar, Drs. Muhammad Ilham Borahima.
Turut hadir mendampingi, DR. Aco Musaddad HM selaku Plt. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar, serta Ahmad Saikhu S.Ag, Ketua Badan Kemakmuran Mesjid Nuruttaubah Lapeo.
Kunjungan ini dimulai dengan kegiatan ziarah ke Makam KH. Muhammad Thahir Imam Lapeo, pendiri Mesjid Nuruttaubah Lapeo, yang menjadi ikon wisata religi di Desa Lapeo. Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan menuju objek wisata Ba’ba Toa, yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari masjid, menggunakan transportasi tradisional bendi atau dokar. Mereka disambut dengan tarian pa’dupa yang menambah nuansa adat Mandar.
Dalam sambutannya, Drs. Muhammad Ilham Borahima menyampaikan rasa syukur atas pencapaian Desa Wisata Lapeo yang masuk dalam 50 besar ADWI 2024, sekaligus berharap agar keberhasilan ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Ini adalah kebanggaan tidak hanya bagi Desa Lapeo, tetapi juga bagi Sulawesi Barat sebagai satu-satunya desa di provinsi ini yang lolos ke tahap ini,” ungkapnya.
Madeleine Sophie turut memberikan pujiannya terhadap potensi luar biasa yang dimiliki Desa Lapeo. Sementara itu, Vindex Tengker mengapresiasi kekayaan kuliner Mandar yang menurutnya perlu dipromosikan lebih luas lagi di kancah nasional maupun internasional.
Selain mengunjungi objek wisata, tim juri juga berkesempatan melihat langsung beberapa kegiatan ekonomi kreatif masyarakat, seperti pembuatan perahu nelayan, pengelolaan Bank Sampah, proses pembuatan abon ikan, tenun tradisional lipaq saqbe, serta mengunjungi homestay lokal yang menjadi bagian dari pengembangan wisata berbasis masyarakat.
Kunjungan yang berlangsung selama dua hari, pada 3 dan 4 Oktober 2024, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan pariwisata Desa Lapeo dan Kabupaten Polewali Mandar secara keseluruhan. Kegiatan ini juga menjadi bukti nyata upaya bersama dalam memajukan potensi desa sebagai destinasi wisata yang berdaya saing.