SANDEQ.CO.ID, Polman – Asia Barat (Timur Tengah) adalah pusat energi global yang menjadi incaran kolonialisme Barat, terutama Amerika dan Israel. Untuk mempertahankan dominasinya, mereka menggunakan propaganda, adu domba, dan intervensi politik-militer. Ini bukan sekadar konflik geopolitik atau ekonomi, tetapi tragedi kemanusiaan yang harus dilawan secara terorganisir melalui media, diplomasi, dan ekonomi.
Media : Melawan Propaganda dengan Kebenaran
Penguasaan media oleh Barat telah membentuk opini publik yang membenarkan penjajahan. Maka, kita harus membangun media alternatif yang menyampaikan fakta secara objektif serta memanfaatkan media sosial untuk membentuk kesadaran global terhadap kejahatan kemanusiaan.
Diplomasi : Menyatukan Kekuatan Dunia Islam
Perpecahan di dunia Islam menjadi keuntungan bagi Barat. Oleh karena itu, persatuan harus diperkuat dengan mendorong solidaritas antarnegara Islam dan membangun aliansi global dengan negara-negara anti-imperialisme di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Ekonomi : Perlawanan dengan Boikot
Kekuatan ekonomi dapat menjadi alat perlawanan yang efektif. Boikot terhadap produk yang mendukung penjajahan harus diperluas, sementara kemandirian ekonomi perlu diperkuat untuk melemahkan dominasi kapitalisme global.
Ramadhan : Momentum Persatuan dan Perlawanan
Ramadhan bukan sekadar ibadah vertikal (hablum minallah), tetapi juga horizontal (hablum minannas) —membela mereka yang tertindas. Bulan suci ini adalah momentum untuk meningkatkan solidaritas, menolak perpecahan, dan mengambil langkah nyata dalam melawan dominasi global.
Saatnya Bergerak!
Indonesia, sesuai amanat UUD 1945, memiliki kewajiban moral dan politik untuk membela kemerdekaan Palestina dan menolak segala bentuk penjajahan. Jika kita hanya diam, imperialisme akan terus berkuasa. Namun, jika kita bersatu dan bergerak, keadilan bukan sekadar harapan, tetapi sebuah kepastian.
Supriadi Koordinator FPN (Free Palestine Network), Polewali Mandar