Jendela Ramadhan #14 : PEMIMPIN : Melayani atau Dilayani ?

Oleh : Dr. Aco Musaddad HM, M.Ag., M.Si*

SANDEQ.CO.ID, Polman – Dalam Islam, pemimpin adalah pelayan bagi rakyatnya. Konsep ini selaras dengan gagasan Servant Leadership atau kepemimpinan yang berorientasi pada pelayanan. Pemikiran ini pertama kali diperkenalkan dalam dunia Barat oleh Robert K. Greenleaf pada tahun 1970 dalam tulisannya The Servant as Leader, yang terinspirasi dari buku Journey to the East karya Hermann Hesse.

Buku tersebut mengisahkan perjalanan sekelompok orang dengan seorang pelayan bernama Leo. Ketika Leo menghilang, perjalanan mereka menjadi kacau, hingga akhirnya mereka menyadari bahwa Leo sebenarnya adalah pemimpin mereka yang sejati.

Pelayanan Publik dalam Perspektif Islam

Jauh sebelum konsep ini dikenal di dunia Barat, Islam telah lebih dulu menegaskan bahwa pemimpin adalah pelayan rakyat. Rasulullah SAW menekankan peran pemimpin sebagai pelayan dalam berbagai hadits, di antaranya :

  1. “Pemimpin adalah pelayan rakyat, bukan rakyat yang menjadi pelayan pemimpin.” (HR. Abu Dawud).
  2. “Pemimpin yang baik adalah yang memperhatikan kepentingan rakyatnya, sedangkan pemimpin yang buruk adalah yang memperhatikan kepentingan diri sendiri.”
  3. “Sayyid (pemimpin, pejabat, pegawai pemerintah) suatu kaum adalah pelayan (khadim) mereka.” (HR. Al-Bukhari & Muslim).

Dalam Islam, pejabat dan pegawai pemerintah sejatinya adalah pelayan publik yang bertugas melayani masyarakat, bukan meminta dilayani.

Praktik Pelayanan Publik di Era Rasulullah dan Para Sahabat

Kepemimpinan Rasulullah SAW dan para sahabat memberikan teladan dalam pelayanan publik :

  1. Masjid Nabawi tidak hanya digunakan untuk beribadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial lainnya.
  2. Rasulullah SAW sering terjun langsung membantu masyarakat, seperti memberi makan seorang lansia buta di Madinah.
  3. Khalifah Abu Bakar & Umar bin Khattab RA melanjutkan tradisi pelayanan ini. Umar bin Khattab bahkan sering berkeliling di malam hari untuk memastikan kesejahteraan rakyatnya.

Pelayanan publik dalam Islam memiliki dua pendekatan :

  1. Pusat Layanan Publik – masyarakat datang ke fasilitas yang disediakan pemerintah.
  2. Pelayanan Proaktif – pemerintah mendatangi masyarakat yang membutuhkan.

Kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang melayani. Pemimpin yang baik akan selalu menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi. Semoga kita dapat meneladani kepemimpinan Rasulullah dan para sahabat dalam melayani masyarakat. (*)

Disadur dari berbagai sumber

*Kadis Kominfo SP Polewali Mandar & Pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Polewali Mandar

Editor : Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *