Polewali, SANDEQ.CO.ID -– Dalam upaya menjawab tantangan krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Polewali Mandar menyelenggarakan Dialog Lintas Agama dengan mengusung tema “Peran Agama mengatasi Krisis Iklim dan menjaga keberlanjutan lingkungan”, Sabtu, 12 Juli 2025. Acara yang digelar di Aula Al-Ikhlas Kantor Kemenag Polman ini menghadirkan berbagai pemuka agama, aktivis lingkungan, dan generasi muda dari berbagai latar kepercayaan.
Dr. H. Adnan Nota, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Barat, dalam pidatonya menekankan bahwa krisis iklim adalah ujian bagi nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan semua agama.
“Alam adalah amanah yang harus dijaga. Jika kita merusaknya, kita telah melanggar prinsip ketuhanan dan kemanusiaan,” tegasnya.
Ia juga mengapresiasi inisiatif FKUB Polman yang mengangkat isu lingkungan sebagai bagian dari dialog kerukunan.
Sementara itu, Dr. Imran K. Kesa, Kepala Kemenag Polewali Mandar, menambahkan bahwa gerakan pelestarian lingkungan harus dimulai dari rumah ibadah.
“Masjid, gereja, pura, dan vihara bisa menjadi pusat edukasi lingkungan. Mari kita jadikan aktivitas keagamaan sebagai momentum untuk aksi nyata,” ajaknya.
Jamaluddin, S.Th., Wakil Ketua FKUB Polman, menyebut kegiatan ini sebagai langkah awal membangun gerakan kolektif.
“Perbedaan keyakinan bukan penghalang, justru kekuatan untuk bersama-sama melindungi bumi,” ujarnya.
Dialog tersebut tidak hanya berhenti pada diskusi, melainkan juga menghasilkan komitmen konkret, seperti melakukan kampanye pengurangan limbah plastik di tempat ibadah, dan mendorong penghijauan massal di sejumlah titik strategis di Polewali Mandar.
Dengan semangat gotong royong, para peserta sepakat bahwa agama harus menjadi garda terdepan dalam menginspirasi perubahan perilaku masyarakat terhadap lingkungan.
Editor : Redaksi