SANDEQ.CO.ID, International – Dua gempa besar berkekuatan M7.7 dan M6.4 mengguncang wilayah Mandalay, Myanmar, pada Sabtu (28/3/2025), menyebabkan kerusakan masif dan korban jiwa dalam jumlah besar. Gempa utama (M7.7) terjadi pukul 12:50 waktu lokal dengan episenter hanya 6 km barat laut Mandalay pada kedalaman 10 km, diikuti gempa susulan M6.4 12 menit kemudian.
Dampak Kerusakan dan Korban Jiwa
Gempa M7.7, yang dirasakan hingga skala MMI X (Extreme) di Mandalay dan Inn Wa, menghancurkan ribuan bangunan, termasuk permukiman padat penduduk, infrastruktur vital, dan situs bersejarah. Laporan sementara menyebutkan 1.020 orang tewas, namun angka diperkirakan melonjak hingga 10.000 jiwa mengingat besarnya magnitudo dan kedalaman gempa yang dangkal.
- Mandalay : Kota terbesar kedua Myanmar ini mengalami kehancuran terparah. Ratusan gedung runtuh, jalanan terbelah, dan listrik serta komunikasi terputus di banyak area.
- Thailand : Gempa terasa kuat di Bangkok, Chiang Mai, dan kota-kota lain. Sebuah gedung konstruksi di Bangkok roboh rata dengan tanah.
- Negara Lain : Getaran dilaporkan hingga India, Nepal, Bhutan, China, Laos, Kamboja, Vietnam, dan Malaysia.
Penyebab Gempa : Patahan Sagaing
Gempa ini dipicu aktivitas Patahan Sagaing, sesar gesar (strike-slip) sepanjang 1.200 km yang membentang di tengah Myanmar. Patahan ini dikenal sebagai sumber gempa besar, dengan potensi maksimal M8.0. Sebelumnya, gempa M7.1 pernah terjadi di segmen ini pada 1956, sementara gempa terkuat tercatat mencapai M8.3 (1939 dan 1946).
Tim SAR dari Myanmar dan negara-negara tetangga berupaya mengevakuasi korban yang tertimbun reruntuhan. Bantuan internasional mulai mengalir, termasuk dari ASEAN dan PBB, namun akses terhambat oleh infrastruktur yang rusak. Pemerintah Myanmar menyatakan keadaan darurat nasional dan memprioritaskan penyelamatan korban serta pendirian tenda pengungsian.
Ahli seismologi memperingatkan potensi gempa susulan besar dalam beberapa hari ke depan. Masyarakat diimbau waspada terhadap bangunan retak dan tanah longsor, terutama di wilayah pegunungan dekat episenter.
Laporan lebih lanjut akan menyusul seiring update data korban dan kerusakan.
Sumber : EMSC, Badan Geologi Myanmar, Laporan Lapangan ASEAN Disaster Monitoring Center