Catatan Demokrasi : Pilkada Adalah Momentum Perubahan

Berita57 Dilihat

Polman, SANDEQ.CO.ID – Kalau kita sama-sama renungi, semakin hari DEMOKRASI kita semakin mengalami kemunduran. Jika KPU menganggap bahwa tingginya pastisipasi warga dalam menyalurkan hak suaranya sebagai tolak ukur keberhasilan DEMOKRASI, maka itu mungkin agak keliru.

Karena disisi lain, dari Pemilu ke Pemilu kualitas DEMOKRASI kita semakin rusak. Ada beberapa faktor yang menjadi indikator kami mengatakan Kualitas Demokrasi kita menurun.

Pertama, adalah maraknya pelanggaran peserta pemilu terutama Money Politik. Money Politik [MP] ini seolah menjadi budaya hari ini. No Money, No Win. Kalau di masyarakat seringkali dibahasakan ADA UANG, ADA SUARA.

Ini tentu jadi catatan hitam bagi Demokrasi kita. Ada transaksi [pelanggaran] dalam proses demokrasi kita. Masyarakat hari ini, buta dalam melihat arah pembangunan daerah/ bangsanya karena selembar kertas merah atau biru. Yang parahnya lagi adalah tokoh-tokoh di daerah, yang kebanyakan berpendidikan justru terlibat dalam proses pendistribusian Money Politik. Padahal, tokoh-tokoh inilah yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam Penyelamatan Demokrasi Bangsa hari ini.

Kedua, Kualitas Kepemimpinan yang terpilih mayoritas tidak kompeten. Negara sudah meng_alokasikan anggaran triliunan untuk proses Demokrasi tetapi kualitas pemimpin yang terpilih adalah orang-orang yang kurang Visioner bahkan tidak kompeten. Kenapa demikian, tentu hal Ini dipengaruhi oleh Money Politik. Sangat lucu ketika kita berdo’a kepada Tuhan untuk dikirimkan PEMIMPIN yang AMANAH tetapi pada akhirnya ketika PILIHAN itu sudah dihadirkan justru kita memilih siapa yang memberi [MONEY POLITIK].

Dalam beberapa literatur sejarah islam, ketika para panglima perang mereka ditangkap, mereka akan ditanya oleh pasukan musuh :

“Kenapa anda tidak bersedih pdahal anda sudah Kalah?”

Maka Panglima Islam ini menjawab :

“Tugas kami adalah berjuang, untuk hasil kami serahkan kepada Allah SWT.”

Kenapa kisah ini kami angkat, karena kami ingin menggugah kepada semua pihak, apapun latar belakang agama, ras, suku dan lain sebagainya, jika kita peduli terhadap masa depan bangsa atau daerah kita, sepatutnya kita menjadi contoh di lingkungan kita berada. Kita melawan praktek – praktek pelanggaran demokrasi dan tidak memberi ruang kepada keluarga dan lingkungan kita.

Money Politik memang tak terbendung, tapi jika tidak ada langkah kecil dalam bentuk GERAKAN untuk melawan itu maka tentu kualitas demokrasi kita semakin buruk di masa mendatang.

Pejuang itu tidak lahir dari kasur yang empuk, tetapi mereka lahir dari proses perjuangan yang keras dengan segala keterbatasannya. Begitupun hari ini, kebanyakan orang-orang yang kompeten atau berkualitas tidak bisa berkompetisi dalam pemilu karena mereka melawan praktek Money Politik sehingga tidak terpilih.

Besok adalah 27 Nopember 2024, hari Pilkada Serentak, semoga semua orang sadar atas pilihannya. Anda menerima money Politik adalah hak anda, dan anda menolak juga hak Anda dan itu semua adalah Pilihan anda.

Nilai Integritas seseorang dilihat dari kemampuannya untuk menolak hal yang merusak meskipun ia bisa menerima dan menikmatinya.

Salam Demokrasi…! 

*Penulis Adalah aktivis Muda Muhammadiyah, saat ini menjabat sebagai Sekretaris Umum DPP FPBI 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *