Polman, SANDEQ.CO.ID – Warung Komunikasi Pemuda Desa (Warkop Desa) hadir sebagai konsep ruang publik yang vital bagi pengembangan potensi kaum muda di tingkat pedesaan. Lebih dari sekadar tempat nongkrong biasa, Warkop Desa dirancang untuk menjadi pusat interaksi, kolaborasi, dan inkubasi ide-ide segar yang bertujuan memacu kemajuan desa.
Konsep ini dianggap sebagai solusi atas beberapa tantangan utama yang dihadapi pemuda desa.
- Pertama, Warkop Desa menyediakan platform informal yang nyaman bagi pemuda untuk menyampaikan ide, keluhan, dan aspirasi mereka tanpa sekat birokrasi.
- Kedua, ruang ini berfungsi sebagai lokasi pengembangan kapasitas melalui pelatihan, workshop, dan diskusi tentang berbagai isu, mulai dari teknologi, kewirausahaan, hingga pertanian modern.
- Ketiga, Warkop Desa mempertemukan pemuda dari berbagai latar belakang untuk membangun jejaring dan kolaborasi dalam proyek-proyek sosial atau ekonomi. Keempat, konsep ini bertujuan memerangi stigma negatif dengan mengubah citra “nongkrong” menjadi aktivitas yang produktif dan berorientasi pada pembangunan.

Di balik inisiatif strategis ini, terdapat tokoh visioner seperti Aco Musaddad HM, Kadis Kominfo SP Polewali Mandar, yang dengan gigih mendorong pemberdayaan pemuda. Dalam paparannya pada Dialog Pemuda, Aco Musaddad HM menegaskan bahwa Warkop Desa bukan sekadar kedai kopi, melainkan sebuah ‘laboratorium sosial’ bagi pemuda.
“Kita harus memastikan bahwa setiap obrolan di Warkop Desa memiliki nilai tambah, menghasilkan ide-ide nyata, dan berujung pada aksi konkret untuk desa. Visi kami adalah memberdayakan pemuda agar menjadi subjek, bukan objek, pembangunan,” tegas Aco, saat menjadi narasumber dialog Pemuda di Petoosang Kecamatan Alu, Selasa, (28/10/2025)
Dengan semangat ini, Warkop Desa diharapkan dapat bertransformasi menjadi ekosistem kreatif yang melahirkan berbagai kontribusi nyata. Di antaranya adalah inovasi desa seperti pemasaran digital produk UMKM, gerakan kebersihan, atau pengelolaan wisata lokal. Warkop Desa juga diharapkan dapat meningkatkan literasi digital pemuda dan menjadi wadah penguatan demokrasi lokal melalui simulasi musyawarah desa.
Dialog Pemuda yang digelar di Lapangan Peto’osang ini sendiri diinisiasi oleh Andi Agung, aktivis mahasiswa, bekerja sama dengan Mahasiswa KKN STAIN Majene. Acara tersebut menghadirkan empat pemateri kunci: Ajbar (Anggota DPR RI), Aco Musaddad HM (Birokrat), Andi Mappatunru (Akademisi Unsulbar), dan Heri (Tokoh Masyarakat).
Warkop Desa membuktikan bahwa sebuah ruang sederhana, jika diisi dengan visi dan semangat kolaborasi yang kuat, dapat menjadi kekuatan transformatif yang mendorong kemandirian dan kemajuan desa, dengan pemuda sebagai motor pe nggerak utamanya.(*)
*Kepala Dinas Kominfo SP Polewali Mandar. Editor : Redaksi

 
																				










