Polman, SANDEQ.CO.ID – Sehari setelah aksi unjuk rasa Aliansi Masyarakat Kecamatan Alu yang menuntut pemerataan pembangunan, khususnya infrastruktur jalan, jembatan, dan sinyal, tragedi memilukan kembali terjadi. Pada Jum’at, 26 September 2025, pukul 04.00 WITA, seorang ibu hamil dari Dusun Pusu, Desa Pao-Pao harus ditandu sejauh 13 kilometer oleh warga untuk mencapai Puskesmas.
Korban, seorang ibu bernama Ela, diketahui mengandung bayi kembar. Menurut informasi dari warga setempat, Ela berhasil melahirkan bayi pertama, seorang anak laki-laki, sekitar pukul 04.00 subuh. Namun, bayi kedua tidak dapat dilahirkan secara normal akibat kondisi darurat yang membutuhkan penanganan medis segera. Akibat ketiadaan akses jalan yang memadai untuk kendaraan, Ela harus ditandu dalam perjalanan yang melelahkan selama 3 hingga 4 jam sebelum akhirnya tiba di Puskesmas.
Peristiwa ini semakin menyoroti tuntutan utama yang disampaikan dalam demonstrasi sehari sebelumnya. Kondisi infrastruktur yang buruk dinilai telah membahayakan nyawa dan menghambat akses warga terhadap layanan dasar, termasuk kesehatan.
Aliansi Masyarakat Kecamatan Alu Angkat Bicara
Menanggapi peristiwa naas ini, Jenderal Lapangan Aliansi Masyarakat Kecamatan Alu, Andi Agung, menyatakan sikap tegasnya. Ia menegaskan bahwa peristiwa yang menimpa Ela adalah bukti nyata betapa krusialnya persoalan infrastruktur yang mereka perjuangkan.
“Hari ini kami mendapati peristiwa memilukan bahwa kembali ada warga yang ditandu untuk sampai ke Puskesmas guna mendapat perawatan medis,” ujar Andi Agung, Jumat (26/9/2025).
Seperti yang disampaikannya dalam wawancara dengan media sebelumnya, Agung menekankan bahwa persoalan infrastruktur bukanlah hal remeh.
“Fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, dan fasilitas publik lainnya adalah hak semua warga negara untuk dapat mengakses. Namun, kondisi infrastruktur menjadi benteng pembatas untuk masyarakat dapat mendapatkan hak mereka,” tegasnya.
Ia mengonfirmasi bahwa aksi demonstrasi yang telah dilakukan bukanlah yang terakhir. Aliansi akan terus mendesak Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar untuk memenuhi tuntutan mereka.
“Oleh karena itu, kami Aliansi Masyarakat Kec. Alu tidak akan tinggal diam dan tetap akan komitmen dan konsisten untuk terus mengawal persoalan ini sampai Bupati Polewali Mandar mengindahkan tuntutan kami,” kata Agung.
“Saya pastikan aksi demonstrasi kemarin bukanlah yang terakhir, tapi pembukaan bahwa alarm krusial sudah berbunyi dan menggema oleh jeritan tangis masyarakat Kec. Alu yang harus kita selesaikan bersama. Kami akan kembali dan sampai bertemu di jilid II.”
Peristiwa tragis ini diperkirakan meningkatkan tensi antara masyarakat dan pemerintah daerah. Tekanan terhadap Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar untuk segera mengambil langkah konkret dalam memperbaiki infrastruktur di Kecamatan Alu diprediksi akan semakin besar, terutama dengan ancaman aksi lanjutan dari aliansi masyarakat setempat.(*)
Editor : Redaksi