SANDEQ.CO.ID, Polman – Pemuda Madatte bekerja sama dengan Remaja Masjid At Taqwa Kelurahan Madatte menggelar dialog bertema “Membangun Ketahanan Ideologi Bangsa dari Paham Radikalisme Melalui Pendidikan dan Literasi Keagamaan“, Rabu, 26 Februari 2025.
Acara yang berlangsung di Masjid At Taqwa, Kecamatan Polewali, ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman generasi muda tentang bahaya radikalisme dan pentingnya menjaga persatuan.
Kegiatan ini diikuti oleh 70 peserta, yang terdiri dari pelajar tingkat SMP, SMA, dan mahasiswa. Para peserta mendapatkan pemaparan dari tiga narasumber utama, yaitu M. Sahlan, S.Ag., M.AP. (Sekretaris MUI Sulawesi Barat), Sayyid Fadhlu Al Mahdaly (Imam Masjid Agung Syuhada), dan Alauddin, S.H. (Pengurus FKUB Polewali Mandar).
Ketua DKM Masjid At Taqwa, Ust. Nardjus, turut hadir dalam acara ini. Dalam sambutannya, ia mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini, yang menurutnya memiliki dampak positif bagi generasi muda.
“Mari kita jaga persatuan dan kesatuan dari kelompok yang ingin memecah bangsa kita,” ujarnya.
Pentingnya Mencegah Radikalisme Sejak Dini
Dalam sesi pemaparan materi, M. Sahlan, S.Ag., M. AP menekankan bahwa radikalisme merupakan ancaman serius jika tidak dicegah sejak dini dan Radikalisme bisa memecah belah umat beragama, berbangsa, dan Beragama.
Ia juga menjelaskan bahwa Budaya dan agama memiliki peran penting dalam mengatasi paham radikalisme karena keduanya membentuk nilai, identitas, serta cara berpikir individu dan masyarakat.
“Radikalisme bisa memecah belah bangsa. Budaya dan agama memiliki peran penting dalam mengatasi paham radikalisme karena keduanya membentuk nilai, identitas, serta cara berpikir individu dan masyarakat. ” Kata Sahlan.
Sementara itu, Alauddin menyoroti pentingnya memahami gerakan radikalisme agar masyarakat, terutama generasi muda, tidak terjerumus ke dalamnya. Ia juga menegaskan perlunya membaur dengan berbagai kelompok masyarakat yang memiliki latar belakang berbeda untuk meningkatkan wawasan tentang toleransi.
Di sisi lain, Sayyid Fadhlu menyampaikan bahwa seharusnya semua orang harmonis dalam beragama, toleransi, saling menghormati, dan menghargaip erbedaan, sehingga mencegah konflik dan penyebaran paham radikal yang berbasisi toleransi. Sikap anti-radikalisme dalam perspektif agama menekankan ajaran kasih sayang dan kedamaian sebagaimana diperintahkan dalam kitab suci.
“seharusnya kita harmonis dalam beragama, toleransi, saling menghormati, dan menghargaip erbedaan, sehingga mencegah konflik dan penyebaran paham radikal yang berbasisi toleransi. Sikap anti-radikalisme dalam perspektif agama menekankan ajaran kasih sayang dan kedamaian sebagaimana diperintahkan dalam kitab suci,” terangnya.
Harapan dari Kegiatan Ini
Dengan terselenggaranya dialog ini, diharapkan para pelajar dapat memahami bahaya radikalisme dan pentingnya menjaga nilai-nilai kebangsaan serta toleransi antarumat beragama. Upaya ini menjadi langkah nyata dalam mencegah tumbuhnya paham radikalisme di kalangan generasi muda.(*)
Laporan :AMR Editor :Admin