SANDEQ.CO.ID, Polman – Begitu banyak kisah inspiratif yang ditulis oleh sejarah karena keajaiban Al – Qur’an. Kali ini, tokoh kita adalah seorang Ilmuwan Barat yang memeluk Agama islam, yang ditulis oleh DR. Aco Musaddad HM, M.Ag., M.Si.
*Oleh : DR. Aco Musaddad HM, M.Ag., M.Si
*Kadis Kominfo SP Polewali Mandar dan Pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Polewali Mandar
Prof. Maurice Bucaille : Ilmuwan Barat yang Memeluk Islam karena Meneliti Al -Qur’an (Bagian Pertama)
Maurice Bucaille, seorang dokter ahli bedah spesialis gastroenterologi dan penulis berkebangsaan Prancis, dikenal sebagai salah satu ilmuwan Barat yang memeluk Islam setelah melakukan penelitian mendalam terhadap Al-Qur’an. Lahir dengan latar belakang keilmuan yang kuat, Bucaille menjalani karir gemilang di dunia medis. Pada tahun 1973, ia diangkat sebagai dokter keluarga Raja Faisal dari Arab Saudi, dan pasiennya termasuk anggota keluarga Presiden Mesir, Anwar Sadat.
Namun, nama Bucaille semakin terkenal ketika ia terlibat dalam penelitian terhadap mumi Fir’aun. Ia memimpin tim ahli bedah dalam riset tentang mumi yang dilakukan pada tahun 1970-an. Hasil penelitiannya mengungkapkan temuan mengejutkan: terdapat sisa garam yang melekat pada tubuh mumi Fir’aun. Hal ini menjadi petunjuk bahwa Fir’aun meninggal karena tenggelam di laut, dan jasadnya kemudian dibalsem untuk diawetkan setelah dikeluarkan dari air.
Temuan ini memicu pertanyaan besar dalam benak Bucaille. Bagaimana mungkin jasad yang telah tenggelam lama di laut masih memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan mumi-mumi lainnya? Pertanyaan ini membawanya pada pencarian yang lebih mendalam, hingga akhirnya ia menemukan kesesuaian antara temuan ilmiahnya dengan penggambaran kematian Fir’aun dalam Al-Qur’an.
Dalam Al-Qur’an, Surat Yunus Ayat 92, disebutkan :
“Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”
Ayat ini menyentuh hati Bucaille dan menjadi titik balik dalam hidupnya. Ia pun memutuskan untuk memeluk Islam setelah menyadari kebenaran yang terkandung dalam kitab suci tersebut.
Bucaille kemudian menuliskan pengalamannya dalam buku berjudul “Qur’an, Bible and Science” (1976). Dalam kata pengantar bukunya, ia menyatakan :
“Sisi ilmiah dari Al-Qur’an telah mengejutkan saya sejak awal. Saya belum pernah melihat begitu banyak kajian ilmu pengetahuan yang disuguhkan secara akurat. Al-Qur’an bagaikan cermin bagi ilmu pengetahuan yang sudah ditulis dalam buku-buku ilmiah selama ini, sementara ilmu tersebut sudah ada sejak 13 abad yang lalu.” Kata Bucaille.
Bucaille juga menegaskan bahwa dalam Islam, ilmu pengetahuan dan agama adalah “saudara kembar”. Ia kemudian menulis buku berjudul “The Origin of Man”, yang merupakan sanggahan terhadap teori evolusi Charles Darwin dalam bukunya *”On the Origin of Species”*. Karya Bucaille ini bahkan mendapatkan pengakuan dari gereja dan dianggap sebagai kontribusi berharga bagi pengetahuan manusia.
Atas kontribusinya dalam dunia ilmu pengetahuan, Bucaille sering diundang untuk memberikan kuliah di universitas-universitas terkemuka dunia, seperti Oxford University di Inggris, serta Yale dan Harvard University di Amerika Serikat. Prof. Maurice Bucaille meninggal dunia pada 17 Februari 1988, meninggalkan warisan pemikiran yang terus menginspirasi banyak orang.
Kisah perjalanan spiritual dan intelektual Maurice Bucaille menjadi bukti nyata bahwa Al-Qur’an tidak hanya sebagai kitab suci, tetapi juga sumber ilmu pengetahuan yang relevan sepanjang zaman. Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua, terutama di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.
Meskipun disumber lain ada yang mengatakan kalau Maurice Bucaille tidak sempat memeluk Islam. (*)
Wallahu ‘Alam Bishawab.
—
*Kadis Kominfo SP Polewali Mandar dan Pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Polewali Mandar
Editor : Admin
*Disadur dari berbagai sumber.*