SANDEQ.CO.ID, Mamasa – Jamaluddin, atau yang akrab disapa Ustadz Jamal, lahir di Battallopi, kampung terpencil di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, pada 31 Desember 1979. Sebagai Penyuluh Agama Islam di Kantor Urusan Agama Kecamatan Mamasa. (15/6/25)
Beliau berkomitmen mewujudkan visinya: “Menjadi Penyuluh Agama Islam yang Inspiratif dan Solutif Menuju Masyarakat Religius, Toleran, dan Mandiri.” Dengan motto “Berdakwah bukan hanya tugas, tapi panggilan cinta”, Ustadz Jamal tak hanya aktif di organisasi keagamaan, tetapi juga gigih memberdayakan ekonomi umat.
Ustadz Jamal memfokuskan dakwahnya pada optimalisasi pengelolaan zakat melalui BAZNAS Kabupaten Mamasa, hingga menjadi pembina Forum Komunikasi Muballigh. Ia tak hanya mensosialisasikan zakat sebagai kewajiban ibadah, tetapi juga sebagai instrumen pemberdayaan mustahik (penerima zakat). Bersama BAZNAS, ia membina amil, mengedukasi ASN Muslim, dan masyarakat umum tentang pentingnya zakat.
Kiprahnya meluas ke berbagai bidang: membina Majelis Taklim, mengajar di TPA, membimbing narapidana Muslim di LAPAS Kelas III Mamasa, hingga memimpin Forum Komunikasi Muballigh. Namun, perhatian khususnya tertuju pada keluarga dhuafa. Sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi IPARI Kabupaten Mamasa, ia meluncurkan program Pemberdayaan Ekonomi Umat, yang telah mengubah hidup warga binaan.
Salah satu bukti nyata adalah pak Bohari, warga Rambusaratu, yang semula bekerja sebagai tukang ojek. Berkat pendampingan Ustadz Jamal mulai dari penyediaan pompa air, alat semprot, hingga bibit keluarganya kini mandiri sebagai petani sayur dengan penghasilan tetap.
“Alhamdulillah, saya bisa panen setiap hari dan punya langganan di pasar,” ujar Bohari dengan haru.
Dedikasinya mengantarnya terpilih sebagai peserta Penyuluh Agama Islam Award Nasional 2025. Kepala Kemenag Mamasa, H. Ramli L., memujinya sebagai sosok teladan.
“Dakwah beliau bukan sekadar ceramah, tapi tindakan nyata.” Ketua IPARI Mamasa, Ustadz Basri, juga mengapresiasi aksinya yang membawa perubahan konkret.
Misi Peradaban Islam yang Memanusiakan Bagi Ustadz Jamal, penyuluhan agama bukan hanya rutinitas, melainkan misi menebar Islam yang damai, adil, dan membebaskan dari kemiskinan spiritual dan ekonomi.
“Semoga ini memotivasi penyuluh lain untuk terus berinovasi,”tandasnya.
Dukungan dari Kemenag dan masyarakat Mamasa menjadi energi tambahan baginya untuk bersaing di tingkat nasional. (im)