Polman, SANDEQ.CO.ID – Peringatan Sumpah Pemuda yang ke-97 pada tahun 2025 menjadi momen krusial untuk merefleksikan semangat persatuan dan pergerakan para pemuda 1928 dalam konteks kekinian, yaitu era transformasi digital. Tiga ikrar suci—satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa—ditekankan bukan sekadar sebagai catatan sejarah, melainkan sebagai mandat yang harus diwujudkan dengan cara yang relevan di zaman sekarang.
Hal tersebut disampaikan oleh Aco Musaddad HM, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadis Kominfo) Sulawesi Barat Polewali Mandar, dalam refleksinya menyambut Hari Sumpah Pemuda.
“Jika pada 1928 sumpah adalah manifestasi fisik dari kehendak bersatu melawan penjajah, kini sumpah tersebut harus diterjemahkan ke dalam peran pemuda sebagai digital native,” ujar Aco Musaddad.
Menurutnya, era digital membawa tantangan dan peluang yang masif, yang menuntut pemuda tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta dan penggerak inovasi.
Dalam tulisannya, Aco Musaddad memaparkan tiga peran kunci pemuda di era digital :
- Pencipta Inovasi dan Solusi : Pemuda diharapkan menjadi garda terdepan dalam menciptakan aplikasi, startup, dan solusi digital yang mengatasi masalah sosial dan ekonomi bangsa. Teknologi harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dari sektor pendidikan hingga kesehatan.
- Penjaga Persatuan di Dunia Maya : Menyikapi ruang digital yang rentan terhadap polarisasi dan disinformasi, pemuda dituntut untuk menjadi agen literasi digital. Mereka harus aktif menyebarkan narasi positif, menolak provokasi SARA, dan menjunjung tinggi nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dalam setiap interaksi daring.
- Penggerak Ekonomi Digital Inklusif : Dengan potensi ekonomi digital Indonesia yang sangat besar, pemuda didorong untuk mengoptimalkan peluang ini melalui semangat kewirausahaan digital. Peran ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata.
Aco Musaddad juga menekankan pentingnya semangat kolaborasi dan kenegarawanan.
“Semangat Sumpah Pemuda adalah tentang kolaborasi lintas batas. Di era digital, kolaborasi ini harus diperluas untuk mengatasi isu-isu kontemporer, seperti krisis iklim dan pengangguran,” tegasnya.
Tantangan saat ini, lanjutnya, menuntut lahirnya Pemuda Negarawan yang visioner, berintegritas, dan berdedikasi. Pemuda yang menggunakan kekuatan digital untuk kepentingan bangsa yang lebih besar, bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok sempit.
“Mari kita pastikan bahwa Sumpah Pemuda ke-97 tahun 2025 bukan hanya sekadar perayaan, tetapi sebuah gerakan moral yang mengukuhkan peran pemuda sebagai penentu arah bangsa. Kita harus menjadikan teknologi sebagai jembatan, bukan jurang pemisah, menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas Aco Musaddad menutup refleksinya.
Editor : Redaksi

 
																				




