Pesan Wagub Sulbar Salim S. Mengga Dalam Halal Bi Halal Bija PYM. I Manyambungi Todilaling di Tinambung

SANDEQ.CO.ID, Polman – Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Mayjen (Purn) Salim S. Mengga menghadiri acara Halal Bi Halal yang diselenggarakan oleh keluarga besar Bija PYM. I Manyambungi Todilaling, Ahad, 6 April 2025 di Taman Budaya Buttu Cipping, Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar.

Acara penuh kekeluargaan ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Polman, Andi Rajab mewakili Bupati Polman, Kadis Kominfo SP Polman DR. Aco Musaddad, Arajang Balanipa Bau Arifin, Ketua Trah Gowa Tallo Sandrobone (GTS) Sulsel DR. Suardi, serta keluarga besar Bija PYM. I Manyambungi Todilaling dari berbagai daerah.

Dalam sambutannya, Salim S. Mengga menekankan pentingnya Halal Bi Halal sebagai momentum mempererat kembali tali persaudaraan yang mungkin renggang akibat jarak dan kesibukan.

“Halal Bi Halal adalah momentum untuk menjalin kembali persaudaraan yang mungkin sempat kurang akrab karena jarak yang berjauhan,” ujar pria yang akrab disapa Pak Jenderal ini.

Ia juga mendorong agar keluarga besar Bija PYM. I Manyambungi Todilaling tetap solid dan mandiri dalam membangun kekuatan internal.

“Kita harus percaya pada kekuatan sendiri. Meskipun sedikit sumbangan dari anggota, jika bersatu dan kompak maka itu lebih baik daripada membawa proposal,” tegasnya, mengingatkan pengalaman 10 tahun memimpin KKMSB di perantauan tanpa meminta bantuan pemerintah daerah.

Lebih lanjut, Salim S. Mengga menyampaikan enam poin penting dalam pidatonya :

  1. Pelestarian Sejarah Mandar – Budayawan dan sejerawan tanah Mandar harus duduk bersama untuk menggali sejarah agar tidak ada perselisihan atau perbedaan pendapat yang tidak perlu. Ini dimaksudkan agar sejarah Mandar ini utuh.
  2. Bahasa sebagai Identitas – Setiap orang Mandar harus menjaga identitas dirinya dengan mempelajari dan menguasai bahasa Mandar. Tidak ada alasan berapa lama di perantauan, orang Mandar harus bisa berbahasa Mandar karena itu adalah simbol dan identitas orang Mandar. Jika orang Mandar tidak menguasai bahasanya sendiri maka mereka pasti terancam punah.
  3. Kekerabatan Nusantara – Hubungan antara orang Mandar, Sulawesi Selatan, hingga Jawa diikat oleh sejarah dan tali perkawinan, mencerminkan satu rumpun keluarga dan budaya.
  4. Karakter Orang Mandar – Menjadi orang Mandar, disamping memiliki identitas, juga harus memiliki karakter yang baik. Apa yang diucapkan itulah yang dilakukan. Jangan jadi orang yang banyak bicara tetapi tidak dibuktikan dengan tindakan. Ia mengutip surah Asshaf ayat 2 – 3.
  5. Keteladanan I Manyambungi – Sejarah diangkatnya I Manyambungi sebagai Raja pertama Balanipa karena memiliki karakter. Halus tutur katanya, peduli masyarakatnya, dan mengayomi masyarakat.
  6. Hidup Lurus dan Bermartabat – Hidup harus dijalani dengan kejujuran dan menjunjung rasa malu sebelum bertindak.

Di akhir sambutannya, Wakil Gubernur menyampaikan komitmen Pemprov Sulawesi Barat untuk mempercepat pembangunan melalui tiga sektor prioritas: pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

“Semua sumber potensi yang ada Pemprov Sulbar akan dimanfaatkan untuk mempercepat tiga program utama yaitu Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi,” jelasnya.

Pemprov Sulbar berencana memberikan beasiswa bagi pelajar berprestasi, membantu penyelesaian hutang BPJS di beberapa kabupaten, serta mengalokasikan dana sebesar Rp10 miliar untuk pembangunan infrastruktur jalan di Polewali Mandar.

Acara Halal Bi Halal ini berlangsung dengan khidmat, penuh nuansa kekeluargaan, dan menjadi wadah refleksi sekaligus semangat bersama dalam membangun daerah dan menjaga warisan budaya Mandar. (amr)

Editor : Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *