Kisah Pj. Bupati di Desa Balla Tumuka, Maaf, Saya Menulis Ini Dengan Sedikit Menangis

Berita, Mamasa337 Dilihat

Mamasa, SANDEQ.CO.ID – Jalan menuju Desa Wisata Balla Tumuka’ tampak seperti tidak terurus, pukul sepuluh pagi hari Minggu, 10 Maret 2024 angin tidak begitu kencang namun suhu cukup menusuk tulang di ketinggian 1300 mdpl. Jalanan becek bergelombang sisa hujan yang tak henti. Barisan pepohonan menjulang tinggi diterangi matahari lembut temaram tertutup awan.

Mobil Pj. Bupati Mamasa, DR. Zain berguncang melewati jalan terjal, mendaki dan menurun di tanah yang tidak rata tanpa aspal dan beton. Empat kali mobil tertahan di tanjakan becek sedikit berlumpur, membuat Pj. Bupati harus turun tangan menutup lubang jalan. Meski berjarak kurang lebih 10 Km dari kota, namun waktu tempuh kian lama.

Raut wajah seorang ibu bernama Ciku Mangemba, terlihat bahagia bercampur haru saat mengetahui Pj Bupati memeluk dirinya di tengah pasar yang tidak begitu ramai. Di sisi kananya sang anak dan warga lainnya tersenyum lepas menyaksikan kedekatan sosok pemimpin dengan warganya.

“Sampaikan salam rinduku kepada Pj. Bupati nak” demikian pesan terakhir Ciku Mangemba kepada tim media center.

Di persimpangan jalan terlihat dua orang tua memanggil-manggil, spontan Pj. Bupati turun dan memberi hormat, percakapan pun dimulai. Sang kakek bernama Pampangdika dan Demmanosu seolah berbicara dengan teman karib yang sudah lama tak dijumpainya. Bahagianya terjewantah dalam lantunan lagu perjuangan, dipersembahkan untuk sang Pj. Bupati. Suara parau mencipta suasana kenduri cinta di tengah lengannya jalan desa.

Hadiah sarung didapatkannya, “Semoga bermanfaat” singkat Pj. Bupati sembari memeluk mereka.

“Bersyukur, Bupati sudi bercengkrama dengan kami. Kami merindukan pemimpin yang dekat dengan warga, semoga panjang umur” Do’a mereka terlantun saat itu juga. Katanya sudah lama tidak berjumpa dengan pemimpinnya, kerinduan itu meluap di derap-derap pedalaman Mamasa.

Pampang Lotong Kepala Desa Balla Tumuka’ dan aparatnya menyambut dengan hangat dan sederhana.

“Terimakasih Pak, Honor kami sudah terbayarkan, ada 373 KK dengan jumlah 1449 jiwa merindukan pemimpin seperti bapak” ujarnya sembari meneguk segelas kopi.

Permintaan terakhir desa Balla Tumuka’ adalah akses jalan. Balla Tumuka’ adalah Desa Wisata yang terabaikan, objek wisata Buntu Mussa dikenal secara nasional dikunjungi para wisatawan lokal dan mancanegara, pemandangan indah kota mamasa dari atas puncaknya (tribun-timur.com). Buntu Liarra, objek wisata negeri di atas awan (kumparan.com) dan lebih 200 Rumah adat juga ada di sana.

Satu per satu warga menyalami Pemimpinnya sebelum beranjak, mengisahkan persahabatan, persaudaraan, dan kekeluargaan terajut benang kasih. Nyanyian perjuangan Pampangdika terlantun di detik-detik perpisahan,

“Lagu ini terakhir, syaratnya semoga bapak ingin jadi Bupati selanjutnya”.

Pj. Bupati tertawa lirih sambil menerawang ke langit biru yang diselimuti awan. Sejurus kemudian, Pj Bupati, anak petani itu menyentuh lembut punggung sang kakek.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *