Nasional, SANDEQ.CO.ID – Forum Pemuda Bahari Indonesia (FPBI) adalah salah satu organisasi kemasyarakatan yang berfokus pada kesejahteraan wilayah pesisir di Indonesia. Memberdayakan kelompok pemuda di pesisir menjadi sasaran FPBI dalam melaksanakan gerakan perumusan memecahkan masalah di wilayah pesisir Indonesia. Organisasi yang lahir pada tahun 2012 itu, sempat menjadi primadona dikalangan organisasi pemuda. Namun pasca habisnya masa periode Andi Bakhtiar yang akrab di sapa bang Atti itu, FPBI mulai terlihat fakum. Hal itu diakui oleh Alauddin selaku Sekertaris Umum Dewan Pimpinan Pusat [DPP] FPBI yang juga ikut andil dalam pembentukan dan pendirian Organisasi Kebaharian itu.
“Beberapa pendiri FPBI sempat resah, akibat ketidak jelasan arah oranisasi ini pasca Bang Atti menjadi demisioner. Akhirnya kami rembuk dan putuskan untuk menggelar Kongres Luar Biasa, dan merubah beberapa konstitusi yang sudah ada. Ini demi perbaikan organisasi ini. Sayang rasanya,” ungkap Alauddin pada sandeq.co.id, Kamis (7/4/2023) via WhatsApp.
Organisasi yang berpusat di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) itu, kini berhasil menggelar KLB dengan dipimpin oleh Steering Comitte, Koordinator, Nina Iskandar asal Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Anggota Eka Merdekawati asal Kaltim, dan Anggota Faisal Abdullah.
“Dengan ini, diputuskanlah saudara Andi Bahktiar terpilih sebagai Ketua Umum DPP FPBI Periode 2023 sampai dengan 2028,” tegas Nina selaku pimpinan sidang KLB FPBI tahun 2023 sembari mengetuk palu persidangan sebanyak 3 kali.
KLB yang digelar melalui Virtual Zoom itu, dihadiri oleh Dewan Pengurus Wilayah (DPW) dan Dewan Pengurus Cabang (DPC) se_Indonesia. Seluruh peserta kongres mengaku menyepakati keputusan KLB demi menyelamatkan roda organisasi.
Nina yang disebut juga sebagai salah satu pendiri FPBI dan pernah menjabat sebagai Sekertaris DPW FPBI Provinsi Kaltim Periode 2012 – 2014, dan melanjutkan jenjangnya sebagai Ketua DPW Kaltim di tahun 2014 -2016 mengaku bangga atas kembalinya bang Atti menahkodai FPBI di tingkat Nasional.
“Kami sadar, usia FPBI ini belum matang saat ditinggal oleh Ketum Atti. Ada beberapa hal yang memang menjadi landasan sulitnya organisasi ini berkembang. Seperti masa jabatan kepemimpinan hanya dibatasi selama 2 tahun. Ini jadi hal yang membuat tidak produktif. Dan kawan kawan pun sudah berupaya, namun memang itu terlalu singkat. Akhirnya ini menjadi keputusan penting. Perubahan konstitusi tentang masa jabatan menjadi salah satu faktor yang harus disikapi,” uangkap Nina pada media.
Terpilihnya Atti’ bersamaan dengan perubahan Konstitusi itu, diharap menjadi salah satu reformasi baru dalam organisasi yang dapat kembali menjalakan program jangka panjang di dunia kebaharian.
“Bung Atti punya dan seluruh kader FPBI punya PR besar. Banyak permasalahan negeri ini di wilayah pesisir yang kerap dibiarkan. Oraganisasi pun menjadi harapan banyak warga pesisir. Apalagi bidang Advocasi kemasyarakatan pesisir. Ini sangat dinantikan gerakannya oleh masyarakata kita,” jelas Nina.
Andi Bahktiar yang kini kembali menduduki kepemimpinan FPBI di tingkat Nasional itu menyampaikan Apresiasinya kepada seluruh jajaran pengurus FPBI di Indonesia. Diakui Atti, FPBI masih harus berbenah, mulai dari sistem pengkaderan, hingga pemahaman ideologi organisasi harus betul – betul ditanamkan. Ia berharap agar, seluruh stackholder dapat berkolaborasi untuk lebih peduli pada lingkungan pesisir, bahkan masyarakat pesisir yang kerap hingga saat ini, masih memberikan sumbangan angka kemiskinan yang besar.
“Potensi kader – kader FPBI di Indonesia harus segera dibangun lebih besar, konsolidasi yang kuat, pengadvokasian yang berjenjang, dan ilmu kelautan yang harus diberdayakan dan diturunkan kemasyarakat pesisir harus segera diterapkan. Kader – kader kami ini luar biasa. Dan saya punya PR besar disini. Oleh karena itu kami bangkit kembali, melahirkan karya – karya baru yang tersinergitas dengan rakyat pesisir juga akan berpartisipasi dalam menyelesaikan persoalan kebaharian di Indonesia,” pungkas Atti.
Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Hadi Mulyadi, mengungkapkan kebanggannya atas FPBI. Ia juga menyebut, lahirnya FPBI tak lepas dari Kaltim. Sepengetahuan Hadi, sapaan karib Wakil Gubernur itu, bahwa kelahiran FPBI pertamakali dibahas di tanah Kaltim tepatnya di Samarinda.
“Kaltim cukup berbangga, karena sepengetahuan saya, dan itu kalau tidak salah dituangkan di dalam sejarah pembentukan FPBI juga, bahwa FPBI itu dirancang di tanah benua etam ini. FPBI di Kaltim jelas akan menjadi salah satu mitra pemerintah dalam mempercepat program program pemerintahan terkhusus wilayah pesisir di kaltim. Banyak hal yang bisa dikerjasamakan. Doa saya, semoga FPBI di Kaltim menjadi organisasi yang memberikan solusi positif bagi kesejahteraan warga pesisir,” tutup Hadi.