Mamasa, SANDEQ.CO.ID – Mengutip salah seorang Ulama Besar juga Pahlawan di dua Negara, Alim Al-Allamah Syekh Yusuf Al-Makassary (Taaj Al-Khalwati), inti agama adalah mengenal Allah (Ma’rifatullah), inti Ma’rifatullah adalah Silaturahim.
Pertama, pesan ini mengisyaratkan makna bahwa semakin tinggi keberagamaan seseorang, sejatinya semakin tinggi pula silaturahminya kepada manusia. Jika ta’at dalam ibadah ritual namun tidak ta’at dalam ibadah sosial, artinya ada yang keliru dalam keberagamaannya.
Salam pandangan Tasawuf, Silaturahmi bukan hanya sekedar persoalan fisik, namun yang terpenting adalah silaturRuh diantara manusia. Sebuah hadits riwayat Muslim
الارواح جنود مجندة، فما تعارف منهاائتلف، وما تناكر منهااختلف.
Ruh-ruh manusia bagaikan pasukan yang besar. Selama ruh-ruh itu saling mengenal, mereka akan bersatu padu, sedangkan yang bertentangan akan terpecah satu sama lain.
Ruh kita akan selalu bersama sesuai dengan kecenderungan dan persamaannya. Jika Ruh kita baik, maka akan ketemu dengan yang baik, begitupun sebaliknya.
Sebab itu sangat penting untuk selalu membangun silaturahmi dan silaturRuh seperti yang diadakan KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan) dalam agenda Buka Puasa bersama dan santunan anak yatim.
Dalam tasawuf, praktik tersebut ada pada hubungan Guru dan Murid yang menjaga Ruhnya selalu terkoneksi dan mengajarkan semua hal tentang Nabi serta bersholawat agar juga terhubung kepada Nabi.
Kedua, Saat menjadi Pj Bupati Mamasa, ada hal unik yang mungkin di perkotaan sudah jarang terlihat, yaitu kehangatan dalam berkomunikasi. Hal ini dijelaskan oleh Susan Pinker dalam bukunya The Village Effect (Efek Desa).
Menariknya, di Mamasa punya harapan hidup di atas rata-rata, mencapai umur 72 tahun ke atas. Selain alamnya yang begitu kaya, oksigen 100% murni, 70% hutan lindung, masyarakatnya juga begitu hangat dan ramah. Saat bersalaman mata saling menatap dengan baik dan penuh kasih sayang.
Ketiga, Islam dibangun dengan Trilogi: al-Islam, al-Iman dan al-Ihsan (hadits riwayat Bukhari) dari ketiga trilogi tersebut, Inti agama ada pada al-Ihsan, yaitu etika/akhlak dan berperilaku yang terbaik. Al-Ihsan adalah kebajikan, kesalihan yang terdalam kepada Allah.
Satu contoh, manifestasi al-Ihsan dalam budaya Bugis-Makassar, kalau terjadi transaksi jual-beli ikan teri di pasar, biasanya sang penjual menambahkan lima ikan. Tambahan itulah yang disebut al-Ihsan. Kalau kita lewat Kabupaten Pinrang dan membeli buah Salak, biasanya juga ditambahkan lima biji salak. Itulah al-Ihsan yang sudah membudaya dalam masyarakat kita.
Dikutip dari Ceramah Agama Pj. Bupati Mamasa DR. Muhammad Zain di Acara Buka Puasa Bersama dan Santunan Anak Yatim yang diselenggarakan oleh Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) di Hotel Bidakara Jakarta Selatan Sabtu 23 Maret 2024.
Dihadiri oleh Muhammad Jusuf Kalla (Mantan Wakil Presiden RI), Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal), Amran Sulaiman (Menteri Pertanian RI), Aksa Mahmud (Pengusaha dan Politisi), Muchlis Patahna (Ketum KKSS) dan banyak tokoh lainnya.