International, SANDEQ.CO.ID – Sudah hampir sebulan kami tidak ke Sydney. Kali ini kami harus berangkat untuk memenuhi satu hajatan yang cukup penting dan teristimewa. Undangan yang kami terima dari seorang teman, adalah untuk menghadiri aqiqah putrinya yang baru lahir. Seorang warga KKSS Sydney, Ibu Hikmah, yang mendapatkan suami seorang warga Australia yang sering kita panggil sebagai Brother Yusuf.
Setidaknya saya sudah tiga kali bertemu dengan Brother Yusuf. Dua kali sebelumnya adalah dalam acara pengajian atau silaturrahim warga KKSS. Bahkan sempat satu kali di rumahnya ketika mereka bertindak sebagai tuan rumah arisan, pertengahan bulan September lalu.
Saya bersama dengan kedua putriku berangkat ke acara aqiqah ini, Sabtu, 26 November 2022 ba’da Ashar. Nyonyaku tidak ikut karena masih pemulihan atas kesehatannya. Sebelumnya beberapa hari lalu, ketika menerima undangan tersebut, harus terlebih dahulu melakukan reservasi. Hal ini sudah menjadi kebiasaan di Australia, jika ada mengadakan acara, harus terlebih dahulu terdaftar. Saya pikir pendaftaran seperti ini adalah baik untuk dilakukan.
Ini penting untuk mengetahui jumlah yang hadir, memastikan ketersediaan hal-hal yang terkait dengan acara. Jumlah yang hadir pun biasanya menjadi salah satu persyaratan dalam pemakaian gedung. Tidak boleh melebihi kapasitas atau ketentuan yang berlaku. Acara diadakan di Gedung Perpusataan Lakemba, Sydney, sekitar 70 Km dari Wollongong, dengan jarak tempuh sekitar satu jam lima belas menit.
Meskipun kami sudah sering ke Lakemba, tapi sebelumnya saya pernah masuk ke dalam gedung ini. Ternyata gedung ini biasa kami lewati, karena berada bersebelahan dengan tempat parkir stasiun kereta api Lekemba. Baik saat berkunjung ke rumah teman di sekitar Lakemba, ataupun ketika mengikuti kegiatan Muhammadiyah NSW yang biasa diadakan di kawasan tersebut.
Sesampai di lokasi, sudah hadir beberapa tamu kehormatan. Tampak pula berkenan hadir dalam acara ini pengurus sesepuh KKSS Sydney, seperti H. Eddy Iskandar, H. Syaiful Amin, dan Firdaus Muis. Terdapat juga warga Sulawesi Selatan lainnya yang sementara sekolah di beberapa universitas di Sydney dan mereka yang saat ini sedang bekerja di beberapa perusahaan. Suasana dalam gedung sedikit berbeda dan mengingatkan logat Bugis-Makassar.
Acara ini dipandu oleh Ustaz Cecep. Dimulai dengan pengajian singkat dan penjelasan tentang pentingnya menjadi anak sebagai amanah dari Allah Swt. Disampaikan bahwa menjaga anak adalah investasi untuk akhirat. Karena sesudah kematian, doa anak-anak yang soleh menjadi sumber kebaikan dan pahala yang sangat penting bagi kedua orang tuanya, di samping ilmu yang bermanfaat dan amal jariyahnya.
Tampak acara aqiqah kali ini pun mengadopsi budaya atau tradisi yang ada di tanah air, menggunting rambut secara bergilir. Biasanya kita ketahui yang ikut mencukur rambut adalah keluarga dekat. Namun para tamu dan undangan lainnya diberikan kesempatan untuk berpartisipasi mencukur rambut sang bayi. Bagi saya ini adalah satu kehormatan tersendiri. Sudah cukup lama saya tidak ikut mencukur rambut bayi.
Dalam acara aqiqah ini, hadir pula kedua kakek-nenek sang bayi. Langsung dari Makassar. Rupanya Pak Haji Abdul Hakim, tinggal tak jauh dari rumah kami di Gowa. Beliau merupakan pensiunan Sucopindo Makassar. Dia menetap di Antang Kecamatan Manggala, sedangkan kami tinggal di Samata Kecamatan Somba Opu, yang masih berbatasan langsung. Pak Aji ini bersama ibu, sudah hampir satu bulan tiba di Sydney dan masih tinggal beberapa waktu ke depan.
Kegiatan di akhiri dengan salat magrib berjamaah di gedung perpustakaan. Ternyata di gedung ini sengaja disiapkan tikar plastik sebagai sadajah yang cukup banyak. Dapat dipakai untuk salat berjamaah bagi umat Islam yang memakainya.
Selamat buat Ibu Hikmah dan Brother Yusuf. Mudah-mudahan putrinya menjadi anak yang soleh, berbakti kepada kedua orang tua, agama dan sesama. Insya Allah.
Wollongong, 27.11.22
Haidir Fitra Siagian
Warga KKSS Sydney, Australia